Nah, saya mengikuti pertukaran pelajar ke Singapura pada tahun 2013 ketika saya masih duduk di bangku kelas 8. Pertukaran pelajar ini memang salah satu program SMP saya sebagai sekolah RSBI, dan Alhamdulillah saya mendapat kesempatan sebagai Guide untuk murid Singapura yang berkunjung ke sekolah saya saat kelas 7, dan mendapat kesempatan untuk pergi kesana bersama teman-teman saya yang lain.
Saya berada di Singapura kurang lebih selama 2 minggu, dengan full schedule untuk sekolah, mengenal Singapura lebih dekat, dan sedikit rekreasi disana. Jujur, pada awalnya saya merasa sangat nervous. Takut jika saya tidak dapat berbaur dengan teman baru, atau tidak dapat beradaptasi dengan budaya disana. Tapi..
TIPS 1: Buang pikiran kalian tentang ketakutan akan budaya baru dan bahasa baru jika kalian akan mengikuti pertukaran pelajar.
Karena sebenarnya ketakutan itu tidak akan menjadi kenyataan apabila kita mencoba membuka diri dan tidak terpaku pada perbedaan budaya. Singkat cerita, begitu saya sampai di Singapura, hal pertama yang saya lakukan adalah mencoba beradaptasi dengan hawa yang sangat panas dan oksigen yang terasa minim sehingga dada saya terasa pengap. Butuh waktu 30 menit untuk paru-paru saya beradaptasi, saya pikir saya akan mati saat itu.
Setelah naik ke bus, kami langsung pergi ke hotel yang memang telah dipesan. Di jalan, saya sangat terpukau bagaimana bersih dan rapihnya Singapura. Bahkan saya dengar dari Tour Guide saya, peraturan di Singapura sangat ketat bahkan untuk merokok sembarangan saja orang disana tidak berani karena terdapat kamera CCTV dimana-mana dan hukumannya pun tidak tanggung-tanggung, yaitu hukuman penjara. Memang suram, tapi itu adalah cara yang ampuh.
Sebenarnya saya tidak terlalu ingat dengan jelas tentang detail schedule apa saja yang saya dan teman-teman saya lakukan. Saya hanya akan menceritakan bagian-bagian yang menurut saya menarik.
Ketika saya belajar di Singapura sana, lebih tepatnya di Jurong Secondary School Singapore. Ternyata saya mendapat kelas Bahasa China...
BAYANGKAN RASANYA
MENJADI SATU-SATUNYA ORANG MELAYU DI KELAS TERSEBUT...
TIPS 2: Jangan malu untuk meminta bantuan kepada teman baru, karena itu juga bisa menjadi suatu metode untuk menambah teman
Kelas Bahasa China pun berhasil, dan saya pun mencurahkan semua kesulitan yang saya hadapi kepada Guide saya yang hanya dibalas dengan tawaan penuh keceriaan. Ya, mungkin dia tertawa di atas penderitaan orang lain.
Skip beberapa bagian. Akhirnya, sekolah saya dan Jurong Secondary School Singapore mengadakan Jogathon. Jogathon merupakan acara marathon mengelilingi berpuluh-puluh km jalan. Layaknya marathon saja seperti apa, tetapi disini diganti namanya menjadi Jogathon.
Panas, lelah, tetapi ajaibnya saya bisa menyelesaikan Jogathon tersebut. Tetapi karena Jogathon itulah saya bertemu dengan seorang anak laki-laki yang kemudian mengajarkan kepada saya bahwa LDR berbeda negara itu sangat sulit terutama untuk murid SMP.
Saya ingat hal pertama yang dia tanyakan kepada saya adalah apakah saya baik-baik saja, dan berniat untuk memberikan saya air minum tapi saya tolak dengan halus. Akhirnya kami berbincang-bincang cukup panjang, bersama dengan teman-temannya yang lain yang ternyata ingin belajar Bahasa Indonesia. Saya ingat bahwa saya memberitahu mereka bahwa sebenarnya Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia tidak jauh berbeda, jadi jika mereka ingin mempelajari Bahasa Indonesia itu tidak akan terlalu sulit. Akhirnya, anak laki-laki itu meminta id twitter saya, dan setelah saya pulang ke Indonesia, kami berbicara lebih banyak lewat twitter.
Bagian yang menarik ketika saya mengikuti pertukaran pelajar adalah ketika saya mengunjungi Sentosa yang merupakan tempat utama destinasi turis, Patung Merlion, China Town, hingga Universal Studio Singapore.
TIPS 3: Jangan sia-siakan waktu rekreasi yang dimiliki ketika melakukan pertukaran pelajar karena itu adalah pengalaman yang sangat langka
Banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang saya dapatkan, salah satunya adalah cara menerima perbedaan budaya yang memang sangat berbeda dengan budaya yang ada di Indonesia. Lalu, saya juga sebenarnya harus berterima kasih kepada pertukaran pelajar tersebut karena kegiatan tersebut sangat membantu saya dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dan bekerja sama dengan orang lain. Entah pengalaman itu akan saya dapatkan lagi atau tidak, tetapi saya sangat bersyukur dapat mengenal pelajaran yang sangat berharga dalam usia yang cukup belia.
Dan itulah 3 tips utama yang mungkin sekiranya bisa membantu kalian jika akan atau ingin mengikuti pertukaran pelajar. Ingat, pertukaran pelajar butuh pertimbangan yang matang. Kita harus mengetahui potensi diri dan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi saat kita berada di negara orang. Tetapi, tetap nikmati waktu rekreasi yang disediakan. Jangan terpaku pada belajar karena tujuan utama dari pertukaran pelajar adalah mengetahui kebudayaan masing-masing negara melalui pendidikan, jadi ambil pelajaran berharga bagi mental dan psikis kita, bukan hanya otak ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar